Wednesday 10 May 2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN CA MAMAE


SATUAN PENYULUHAN

A.    Pokok bahasan                 : Penyakit Kanker Payudara
B.     Sub pokok bahasan          :   - Pengertian Kanker Payudara
-  Penyebab Kanker Payudara
-   Macam – macam Kaker  Payudara
-  Tanda dan gejala Kanker Payudara
-  Cara mengatasi dan pencegahan penyakit kanker payudara
-  Cara Pemeriksaan payudara sendiri
C.     Waktu                              : 30 menit
D.    Sasaran                             : Ibu – ibu PKK Desa Poncol, Kecamatan Jumantono
E.     Tempat                             : Balai Desa Poncol, Kecamatan Jumantono
F.      Tujuan                              :
-   Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang kanker payudara diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang penyakit Kanker Payudara
-   Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti penyuluhan tentang Kanker Payudara diharapkan peserta mampu:
a.    Menyebutkan pengertian Kanker Payudara
b.    Menyebutkan penyebab Kanker Payudara
c.    Menyebutkan tanda dan gejala Kanker Payudara
d.   Menyebutkan cara mengatasi dan pencegahan Kanker Payudara
e.    Mengetahui cara memeriksa sendiri tentang penyakit kanker payudara
G.    Materi                               :
1.    Menyebutkan pengertian Kanker Payudara
2.    Menyebutkan penyebab Kanker Payudara
3.    Menyebutkan tanda dan gejala Kanker Payudara
4.    Menyebutkan macam – macam Kaker  Payudara
5.    Menyebutkan cara mengatasi dan pencegahan Kanker Payudara
6.    Mengetahui cara memeriksa sendiri tentang penyakit kanker payudara
H.    Metode                             :
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
I.       Media dan Alat bantu      :
1.      Materi SAP
2.      Power Point / slides
J.       Kegiatan Penyuluhan       :
NO
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA
METODE
1.
5 menit
Pembukaan:
1.      Membuka kegiatan dengan megucapkan salam
2.      Kontrak waktu
3.      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4.      Menggali sejauh mana peserta mengetahui penyakit Kanker Payudara

1.      Menjawab salam


2.      Menyetujui
3.      Mendengarkan

4.      Menjawab sesuai pengetahuan audien tentang kanker payudara

Ceramah
2.
15 menit
Pelaksanaan:
1.      Menjelaskan materi tentang Kanker Payudara:
a.       Pengertian
b.      Penyebab
c.       Tanda dan gejala
d.      Macam - macam
e.       Cara mengatasi dan Pencegahan
f.       Cara memeriksa sendiri (deteksi dini) kanker payudara
2.      Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
3.      Melakukan evaluasi dengan menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan

Memperhatikan / Mendengarkan











Menanyakan materi yang belum jelas

Menjawab pertanyaan





Ceramah












Tanya jawab






3.
 5 menit
Penutup:
1.      Menyimpulkan materi yang telah diberikan
2.      Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

Ceramah

K. Evaluasi                              :
- Diharapkan peserta mampu:
1. Menyebutkan pengertian Kanker Payudara
2. Menyebutkan penyebab Kanker Payudara
3. Menyebutkan tanda dan gejala Kanker Payudara
4. Menyebutkan macam – macam Kaker  Payudara
5. Menyebutkan cara mengatasi dan pencegahan Kanker Payudara
6. Menjelaskan cara memeriksa sendiri (deteksi dini) Kanker Payudara







MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT KANKER PAYUDARA
( CARSINOMA MAMAE)

A.  PENGERTIAN KANKER PAYUDARA
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.Kanker bisa tumbuh dikelenjar susu,saluran susu,jaringan lemak/jaringan ikat pada payudara.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T,2005,hal : 39-40)
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

B.     FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KANKER PAYUDARA
1.    Faktor Resiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
a.  Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
b.      Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[16].
c.       Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
d.      Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
e.       Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
f.       Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
g.      Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.
2.    Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2

C.    GEJALA DAN TANDA PENYAKIT KANKER PAYUDARA
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1.      Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2.      Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
·         Pendarahan pada puting susu.
·         Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
·         Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
·         Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
·         Adanya nodul satelit pada kulit payudara
·         Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa
·         Terdapat model parasternal
·         Terdapat nodul supraklavikula
·         Adanya edema lengan;
·         Adanya metastase jauh;
Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
3.      Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
D.  KLASIFIKASI
Terdapat beberapa jenis kanker payudara
1.      Karsinoma in situ
Karker yang masih ada pada tempatnya,merupakan kanker dini yang belum menyebar/menyusup keluar dari tampat asalnya.
2.      Karsinoma Duktal
Berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju keputing susu,kanker ini bisa terjadi sebelum/sesudah menopouse,dapat diraba ada pemeriksaan mammogram,tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium kanker ini biasanya pada daerah tertentu payudara bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
3.      Karsinoma Lobuler
Mulai tumbuh dalam kelenjar susu,terjadi biasa setelah menopouse,bias terjadi pada kedua payudara ( kanker invasif )
4.      Kanker Invasif
Kanker yang menyebar dan merusak jaringan lainnya,bisa terlokalisir(terbatas pada payudara),maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).
5.      Karsinoma Moduler
Terdapat pada kelenjar susu
6.      Karsinoma Tobuler
Terdapat pada kelenjar susu

E.     CARA MENGATASI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT KANKER PAYUDARA
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Mansjoer, 2006), yaitu:
1.    Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
·      Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak
·      Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
·      Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2.    Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3.    Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.[18]
4.    Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[19] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[20]
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[21]MolekulcAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasisenyawamitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogenc-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polipendometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[22]
Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasic-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasanprotein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[23] dan menghambat ekspresi mRNAuPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[24] Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasiAkt dan mRNAAKT, aktivitas Bcl-2 dan proteinBax, MMP-9 dan MMP-2,[25] serta meningkatkan aktivitas kaspase-3.[26]
# PENCEGAHAN
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
1.      Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2.      Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
·       Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
·       Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
·       Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
3.      Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif dengan obat herbal kanker payudara.

F.     PEMERIKSAAN SENDIRI PAYUDARA
1.     Penyaringan
Beberapa prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan kanker payudara      :
a.       SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri),dilakukan rutin oleh wanita,seorang wanita akan menemukan benjolan pada stadium dini,dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan
# Prosedur pelaksanaan SADARI, antara lain:
-       Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
-       Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
-       Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
-       Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu.
-       Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit
-       Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
-       Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.Lakukan secara bergantian pada payudara kiri dan kanan
-       Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari2 tangan kanan .Deangan posisi seperti ini payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal dibawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan ,dan penulusuran payudara dilakukan oleh jari2 tangan kiri.
-       Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

SADARI
SADARISADARI





DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2005), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Lincoln Jackie,wilensky.2008. kanker payudara dan diagnosanya.jakarta : PT. Prestasi Pusakarya.
Mansjoer, dkk, (2006), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta