SATUAN
PENYULUHAN
A. Pokok
bahasan : Penyakit Kanker
Payudara
B. Sub
pokok bahasan : - Pengertian Kanker Payudara
- Penyebab
Kanker Payudara
- Macam – macam Kaker Payudara
- Tanda
dan gejala Kanker Payudara
- Cara
mengatasi dan pencegahan penyakit kanker payudara
- Cara
Pemeriksaan payudara sendiri
C. Waktu
: 30 menit
D. Sasaran
: Ibu – ibu
PKK Desa Poncol, Kecamatan Jumantono
E. Tempat
: Balai Desa Poncol,
Kecamatan Jumantono
F. Tujuan :
-
Tujuan Umum : Setelah
mengikuti penyuluhan tentang kanker payudara diharapkan peserta dapat mengerti
dan memahami tentang penyakit Kanker Payudara
-
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Kanker Payudara diharapkan peserta mampu:
a. Menyebutkan
pengertian Kanker Payudara
b. Menyebutkan
penyebab Kanker Payudara
c. Menyebutkan
tanda dan gejala Kanker Payudara
d. Menyebutkan
cara mengatasi dan pencegahan Kanker Payudara
e. Mengetahui cara memeriksa sendiri
tentang penyakit kanker payudara
G. Materi :
1. Menyebutkan
pengertian Kanker Payudara
2. Menyebutkan
penyebab Kanker Payudara
3. Menyebutkan
tanda dan gejala Kanker Payudara
4. Menyebutkan
macam – macam Kaker Payudara
5. Menyebutkan
cara mengatasi dan pencegahan Kanker Payudara
6. Mengetahui cara memeriksa sendiri
tentang penyakit kanker payudara
H. Metode
:
1. Ceramah
2. Tanya
jawab
I. Media
dan Alat bantu :
1. Materi
SAP
2. Power Point / slides
J. Kegiatan
Penyuluhan :
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
KEGIATAN PESERTA
|
METODE
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan:
1. Membuka
kegiatan dengan megucapkan salam
2. Kontrak
waktu
3. Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
4. Menggali
sejauh mana peserta mengetahui penyakit Kanker Payudara
|
1. Menjawab
salam
2. Menyetujui
3. Mendengarkan
4. Menjawab
sesuai pengetahuan audien tentang kanker payudara
|
Ceramah
|
2.
|
15 menit
|
Pelaksanaan:
1. Menjelaskan
materi tentang Kanker Payudara:
a. Pengertian
b. Penyebab
c. Tanda
dan gejala
d. Macam
- macam
e. Cara
mengatasi dan Pencegahan
f. Cara
memeriksa sendiri (deteksi dini) kanker payudara
2. Memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya
3. Melakukan
evaluasi dengan menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan
|
Memperhatikan /
Mendengarkan
Menanyakan materi
yang belum jelas
Menjawab pertanyaan
|
Ceramah
Tanya jawab
|
3.
|
5 menit
|
Penutup:
1. Menyimpulkan
materi yang telah diberikan
2. Mengucapkan
salam penutup
|
Mendengarkan
Menjawab salam
|
Ceramah
|
K. Evaluasi :
-
Diharapkan peserta mampu:
1. Menyebutkan
pengertian Kanker Payudara
2. Menyebutkan
penyebab Kanker Payudara
3. Menyebutkan
tanda dan gejala Kanker Payudara
4. Menyebutkan
macam – macam Kaker Payudara
5. Menyebutkan
cara mengatasi dan pencegahan Kanker Payudara
6. Menjelaskan
cara memeriksa sendiri (deteksi dini) Kanker Payudara
MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT KANKER PAYUDARA
( CARSINOMA MAMAE)
A. PENGERTIAN
KANKER PAYUDARA
Kanker
payudara
adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling
umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker
payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan
yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.Kanker bisa tumbuh dikelenjar
susu,saluran susu,jaringan lemak/jaringan ikat pada payudara.
Kanker
payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi
bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau
terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh
lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun
di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang,
paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T,2005,hal : 39-40)
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan
sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International
Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.
B.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB TERJADINYA KANKER PAYUDARA
1.
Faktor Resiko
Menurut
Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,
tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
a. Faktor reproduksi:
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih
tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan
pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan
fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang
dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan
klinis.
b.
Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya
kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan
bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna
terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa
walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.
Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan
degenerasi jinak atau menjadi ganas[16].
c.
Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis,
fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker
payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2
kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
d.
Obesitas: Terdapat hubungan yang positif
antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause.
Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat
serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
e.
Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai
suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi
prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya
dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
f.
Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier
dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
g.
Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen
yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk
kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA
1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker
payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara
sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia
sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.
Resiko terbesar usia 75 tahun.
2.
Faktor Genetik
Kanker
peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan
dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi
pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen
yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen
yang bersifat mensupresi tumor.
Gen
pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara
diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2
C.
GEJALA DAN
TANDA PENYAKIT KANKER PAYUDARA
1.
Benjolan
pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada
payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu
melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2.
Erosi atau
eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam
(retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai
menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus)
pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga
dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
Ciri-ciri lainnya antara lain:
·
Pendarahan pada puting susu.
·
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya
baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah
muncul metastase ke tulang-tulang.
·
Kemudian timbul pembesaran kelenjar
getah bening di ketiak, bengkak (edema)
pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah
dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
·
Terdapat edema luas pada kulit
payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
·
Adanya nodul satelit pada kulit
payudara
·
Kanker payudara jenis mastitis
karsinimatosa
·
Terdapat model parasternal
·
Terdapat nodul supraklavikula
·
Adanya edema lengan;
·
Adanya metastase jauh;
Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally
advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada
dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan
kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
3.
Keluarnya
cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting
susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila
terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang
wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan
encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting
susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan
cairan selain air susu.
D. KLASIFIKASI
Terdapat beberapa jenis kanker payudara
1.
Karsinoma in situ
Karker
yang masih ada pada tempatnya,merupakan kanker dini yang belum
menyebar/menyusup keluar dari tampat asalnya.
2.
Karsinoma Duktal
Berasal dari
sel-sel yang melapisi saluran yang menuju keputing susu,kanker ini bisa terjadi
sebelum/sesudah menopouse,dapat diraba ada pemeriksaan mammogram,tampak sebagai
bintik-bintik kecil dari endapan kalsium kanker ini biasanya pada daerah
tertentu payudara bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
3. Karsinoma
Lobuler
Mulai tumbuh
dalam kelenjar susu,terjadi biasa setelah menopouse,bias terjadi pada kedua
payudara ( kanker invasif )
4. Kanker
Invasif
Kanker yang
menyebar dan merusak jaringan lainnya,bisa terlokalisir(terbatas pada
payudara),maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).
5. Karsinoma
Moduler
Terdapat
pada kelenjar susu
6.
Karsinoma Tobuler
Terdapat
pada kelenjar susu
E.
CARA MENGATASI DAN PENCEGAHAN
PENYAKIT KANKER PAYUDARA
Ada beberapa
pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik
penyakit (Mansjoer, 2006), yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi
(Hirshaut & Pressman, 1992):
· Modified Radical Mastectomy,
yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada,
tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak
· Total (Simple) Mastectomy,
yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di
ketiak.
· Radical Mastectomy,
yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy,
yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang
dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2. Radiasi
Penyinaran/radiasi
adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa
di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah
proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker
melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di
seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual
dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada
saat kemoterapi.[18]
4.
Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan
resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan
metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[19] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat
ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[20]
CT dapat menginduksi
sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP
dan menghambat perkembangan sel kanker.[21]MolekulcAMP
tersebut terbentuk dari ekspresi
pencerap CT yang terhubung adenylate
cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein.
Respon cAMP
terhadap CT dapat menurun ketika
sel
terinkubasisenyawamitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat
pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogenc-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan
risiko terjadi polipendometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[22]
Respon berupa produksi cAMP
yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist
seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasic-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasanprotein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[23] dan menghambat ekspresi mRNAuPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan
metastasis.[24] Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek
yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi
oleh asam lipoat
yang menghambat fosforilasiAkt dan mRNAAKT, aktivitas Bcl-2 dan proteinBax, MMP-9
dan MMP-2,[25] serta meningkatkan aktivitas kaspase-3.[26]
# PENCEGAHAN
Pada
prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan,
pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa
pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah
promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara,
pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
1.
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara
sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko
terkena kanker payudara.
2.
Pencegahan
sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang
memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker
payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa
metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi
diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi
keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining
dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara
lain:
· Wanita
yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
· Pada
wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.
· Wanita
normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia
50 tahun
Foster
dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada
wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi
maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
3.
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu
yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita
kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak
berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis,
dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari
pengobatan alternatif dengan obat herbal kanker payudara.
F. PEMERIKSAAN
SENDIRI PAYUDARA
1. Penyaringan
Beberapa prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan
kanker payudara :
a.
SADARI
(Pemeriksaan payudara sendiri),dilakukan rutin oleh wanita,seorang wanita akan
menemukan benjolan pada stadium dini,dilakukan pada waktu yang sama setiap
bulan Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk
melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca
menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka
setiap bulan (misalnya setiap awal bulan
# Prosedur
pelaksanaan SADARI, antara lain:
- Berdiri di
depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri
dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara
payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke
dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada
puting susu berkerut.
- Masih
berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih
mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan
bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
- Kedua tangan
di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan
sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
- Angkat
lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam
sampai ke puting susu.
- Tekan secara
perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit
- Lakukan hal
yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
- Tekan puting
susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting
susu.Lakukan secara bergantian pada payudara kiri dan kanan
- Berbaring
terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari2 tangan kanan
.Deangan posisi seperti ini payudara akan mendatar dan memudahkan
pemeriksaan.lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan
bantal dibawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan ,dan penulusuran payudara
dilakukan oleh jari2 tangan kiri.
- Pemeriksaan
no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah
tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M.,
(2005), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk,
(2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Lincoln Jackie,wilensky.2008. kanker payudara dan
diagnosanya.jakarta : PT. Prestasi Pusakarya.
Mansjoer, dkk,
(2006), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Tapan, (2005),
Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta